Selasa, 08 April 2014

BAB 3 Perkembangan Budaya Lokal di perguruan tinggi



BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

B.            Rumusan Masalah
Bagaimana perkembangan budaya lokal di perguruan tinggi?

C.           Tujuan
Tujuannya adalah mengetahui perkembangan budaya lokal dan yang dapat mempengaruhi kebudayaan di perguruan tinggi


BAB II
PEMBAHASAN

Seperti yang kita ketahui, perkembangan budaya indonesia selalu saja naik dan turun. Pada awalnya, indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk indonesia sendiri, tetapi sekarang-sekarang ini budaya indonesia agak menurun dari sosialisasi penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia.  Ini terjadi karena adanya proses perubahan social seperti Akulturasi dan Asimilasi.
Akulturasi adalah proses masuknya kebudayaan baru yang secara lambat laun dapat diterima dan diolah dengan kebudayaan sendiri, tanpa menghilangkan kebudayaan yang ada.
Asimilasi adalah proses masuknya kebudayaan baru yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan itu masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
·         Dampak-dampak akibat perubahan budaya:
1.      Dampak negatif
-          Dapat menghilangkan kebudayaan asli Indonesia, serta dapat terjadi proses perubahan social didaerah yang dapat mengakibatkan permusuhan antar suku sehingga rasa persatuan dan kesatuan bangsa menjadi goyah.
-          Apabila budaya asing masuk ke Indonesia, dan tidak ada lagi kesadaran dari masyarakat untuk mempertahankan dan melestarikannya, dipastikan lagi masyarakat Indonesia tidak akan dapat lagi melihat kebudayaan Indonesia kedepan.
-          Menimbulkan perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah pada masyarakat yang konsumtif.

2.      Dampak positif
-   Dengan adanya Kemajuan dalam bidang teknologi dan peralatan hidup masyarakat pada saat ini dapat bekerja secara cepat dan efisien karena adanya peralatan yamg mendukungnya sehingga dapat mengembangkan usahanya dengan lebih baik lagi.
-   Peningkatan dalam ilmu pengetahuan yang menyebabkan masyarakat untuk lebih berpikir kreatif agar dapat bersaing dalam dunia global.

·         Perkembangan Budaya Lokal di Perguruan Tinggi
-   Cara Berpakaian
Sekarang ini masyarakat Indonesia lebih menyukai berpakaian yang lebih terbuka seperti bangsa barat yang sebenarnya tidak sesuai dengan adat ketimuran bangsa Indonesia yang dianggap berpakaian lebih sopan dan tertutup.

-   Alat musik
Perkembangan alat musik saat ini juga dibanjiri dengan masuknya budaya asing, kita dapat mengambil contoh dari kebudayaan asli betawi di jakarta, pada saat ini sudah tidak ada lagi terdengar alat musik Tanjidor musik khas dari tanah Betawi, saat ini yang sering kita dengar adalah alat-alat musik modern yang biasanya menggunakan tenaga listrik.

-   Permainan Tradisional
Bahkan masuknya budaya asing juga mempengaruhi permainan tradisional, seperti permainan gangsing atau mobil-mobilan yang terbuat dari kayu, pada saat ini sudah jarang kita temukan, yang saat ini kita temukan adalah produk-produk permainan yang berasal dari Cina, seperti mainan mobil remote control yang berbahan baku besi atau plastik.
Serta berbagai macam yang lainnya seperti tarian, rumah adat, makanan, adat-istiadat dan kesenian atau hiburan telah didominasi budaya asing.
-   Kurangnya Kesadaran
Bangsa Indonesia harus memiliki jati diri dengan cara mempertahankan nilai-nilai budaya, saat ini masyarakat kita tidak peduli budaya yang masuk itu dapat merusak atau tidak, namun pada kenyataannya masyarakat sekarang lebih senang menerima budaya asing dibandingkan melestarikan budaya lokal atau tradisional, yang sebenarnya dapat mengakibatkan hilangnya budaya Indonesia.

-   Kemajuan teknologi dan Peralatan Hidup
Kemajuan teknologi juga sebagai pendorong hilangnya budaya Indonesia, contohnya adalah pada saat ini banyak seseorang yang dituntut untuk dapat bekerja secara cepat dan efisien, maka seseorang akan lebih memilih teknologi yang lebih maju untuk mendukung pekerjaannya dibandingkan dengan peralatan tradisional yang labih lambat.Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya cenderung bersifat exploitative dan expansif dalam pelaksanaannya. Untuk mengejar keuntungan materi seoptimal mungkin, mesin-mesin berat yang mahal harganya dan biaya perawatannya, mendorong pengusaha untuk menggunakannya secara intensif tanpa mengenal waktu. Pembabatan hutan secara besar-besaran tanpa mengenal waktu siang dan malam, demikian juga mesin pabrik harus bekerja terus menerus dan mengolah bahan mentah menjadi barang jadi yang siap di lempar ke pasar. Pemenuhan bahan mentah yang diperlukan telah menimbulkan tekanan pada lingkungan yang pada gilirannya mengancam kehidupan penduduk yang dilahirkan, dibesarkan dan mengembangkan kehidupan di lingkungan yang di explotasi secara besar-besaran.


BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Kebudayaan dan peradaban memang merupakan aspek-aspek kehidupan sosial manusia yang memiliki sedikit perbedaan tapi dari perbedaan tersebut dapat diambil jalan tengah yaitu peradaban dan kebudayaan adalah dua aspek dalam kehidupan manusia, ada hubungan timbal balik antara keduanya. Sebagaimana hubungan antara aspek spiritual, mental dan material dalam diri manusia. Kebudayaan ataupun peradaban, mengandung pengertian yang luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat

B.REFERENSI
http://piyapoenya.blogspot.com/2010/01/perkembangan-budaya-indonesia.html

Bab 2 Kontribusi lokal pada seni budaya indonesia




Kontribusi Budaya Lokal Pada Seni Budaya Indonesia

BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Seni budaya bukan hanya suatu bentuk karya sastra yang bisa dipamerkan namun seni budaya lebih bernilai dari yang kita maksudkan di depan. Seni melambangkan keindahan yang terpancar dari setiap karya yang disajikan, seperti halnya seni tari, seni lukis, seni peran yang memberikan dampak psikologis yang bisa dirasakan.
Seni budaya Indonesia bisa dibilang sangat kaya karena keragaman budaya daerah yang menjadi ciri khas Indonesia.

B.Rumusan Masalah
1.Apa  yang dimaksud dengan “Seni Untuk Wisatawan”?
2.Bagaimana cara menghidupkan kembali seni tradisional?

C.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah mengetahui seni budaya indonesia serta kontribusi apakah yang dihasilkan dari budaya lokal tersebut,bahan yang saya ambil adalah dari seni budaya bali


BAB 2
PEMBAHASAN

- Seni Untuk Wisatawan
          Bila kita datang ke bali sebagai seorang wisatawan,kita akan melihat dan merasakan
Apa itu “Seni untuk wisatawan”.semenjakturun dari pesawat udara di  pelabuhan udara ngurah rai,waktu datang di hotel,waktu makan malam atau iku tour menyaksikan tari barong (keris) dan tari kecak pada malam hari,maka terasalah bagi kita bahwa seni tradisional itu betul-betul mendapat tempatnya sebagai atraksi bagi wisatawan yang datang di bali
            Baru turun dari pesawat,kita sudah menyaksikan tari pendet,sampai di hotel disambut dengan musik tradisional sebagai Welcome Music,senyuman selalu merekah di bibir para penari sambil menaburkan kembang-kembang di kepala para wisatawan
            Demikianlah Biro perjalanan memberikan pelayanan kepada para wisatawan yang diurusnya.begitu pandai biro perjalan mengatur acara bagi tamu tamunya.jauh-jauh sebelum tamu datang,semuanya telah dipersiapkan dengan baik,tidak ketinggalan acara kesenian untuk mengisi program paket wisata
            Disinilah letak kelebihan Bali.Tiap desa di kota denpasar memiliki grup keseniannya sendiri yang sewaktu-waktu dapat diminta untuk mempertunjukan atraksinya bagi wisatawan.

- Menghidupkan Kembali Seni Tradisional
            Dalam rangka mencari dan menghidupkan kembali seni tradisional inilah diselenggarakan pesta kesenian bali setiap tahun yang didahului dengan festival di tiap kabupaten dan sesudah itu baru diselenggarakan di denpasar sebagai puncak acara.Semenjak itu muncullah beberapa kesenian tradisional yang selama ini jarang dijumpai dipertunjukkan bagi masyarakat banyak
            Berbagai kesenian dan tetabuhan yang hanya terdapat di daerah-daerah tertentu saja,seperti tek-tekan di tabanan (Kerambitan),Tari Guak di Buleleng,Makepung (Sebangsa karapan sapu di Madura)di Kabupaten jenbrana,Bumbung Gebyok dar Nagara,Gandrung Bungan Urip di Pulau Nusa Penida dan banyak macam kesenian lainnya yang sempa ditampilkan
            Pesta kesenian semacam ini ternyata dapat menggugah para seniman untuk lebih berprstasi dan mengharagai seni budaya tradisional daerahnya yang sudah menjadi warisan nenek moyangnya secara turun temurun
            Menurut hemat kita untuk menyajikan tari tradisional kepada para wisatawan dapat saja yang bersifat sakral maupun yang bercorak seremonial dengan catatan jangan terjadi yang bersifat sakral itu sampai dikomersialisasikan demi dolar sang wisatawan.yang harus di perhatikan yaitu untuk melakukan penggalian seni budaya tradisional kita.

BAB 3
PENUTUP

1.KESIMPULAN
            Dari pembahasan diatas,saya dapat menyimpulkan bahwa kontriusi yang diberikan oleh seni budaya lokal indonesia adalah turis asingnya,jadi dengan turis asing datang ke indonesia untuk menyaksikan berbagai tari dan kesenian di bali,indonesia dapat memperkenalkan budaya nya kepada orang asing tersebut,tetapi budaya tersebut tetap kita harus jaga keasliannya.

2.REFERENSI
Oka A.Yoeti(1986)Melestarikan Seni Budaya Tradisional yang Nyaris punah.Jakarta,Proyek Penulisan dan Penerbitan Buku/Majalah Pengetahuan Umum dan Profesi.

Bab 1 peran agana dalam pengembangan budaya lokal



Peran Agama dalam Pengembangan Budaya Lokal

BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
          Islam di Indonesia disebut sebagai suatu entitas karena memiliki karakter yang khas yang membedakan Islam di daerah lain, karena perbedaan sejarah dan perbedaan latar belakang geografis dan latar belakang budaya yang dipijaknya. Selain itu, Islam yang datang ke sini juga memiliki strategi dan kesiapan tersendiri antara lain: Pertama, Islam datang dengan mempertimbangkan tradisi, tradisi berseberangan apapun tidak dilawan tetapi mencoba diapresiai kemudian dijadikan sarana pengembangan Islam.
 Kedua, Islam datang tidak mengusik agama atau kepercayaan apapun, sehingga bisa hidup berdampingan dengan mereka. Ketiga, Islam datang mendinamisir tradisi yang sudah usang, sehingga Islam diterima sebagai tradisi dan diterima sebagai agama. Keempat, Islam menjadi agama yang mentradisi, sehingga orang tidak bisa meninggalkan Islam dalam kehidupan mereka.

B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara Islam masuk ke Indonesia ?
2. Apa fungsi agama terhadap perkembangan dan perubahan budaya ?

C.Tujuan Penulisan
          Tujuan dari penulisan ini adalah mengetahui peran agama dalam pengembangan budaya lokal serta bagaimna caranya islam masuk ke indonesia.

BAB 2
PEMHASASAN

A. CARA ISLAM MASUK KE INDONESIA
Pada awalnya Islam masuk ke Indonesia dengan penuh kedamaian dan diterima dengan tangan terbuka, tanpa prasangka sedikitpun. Bersama agama Hindu dan Budha, Islam memperkenalkan civic culture atau budaya bernegara kepada masyarakat di negri ini. Para wali menyebarkan dan memperkenalkan Islam melalui pendekatan budaya, bukan dengan Al Quran di tangan kiri dan pedang di tangan kanan. Melalui alunan gamelan di depan masjid Demak, Sunan Kalijaga mengajar masyarakat kalimah syahadat. Seusai membaca syahadat, para mualaf dipersilahkan memasuki halaman masjid dan menikmati indahnya alunan gamelan. Di Madura, Pangeran Katandur memberi benih jagung dan mengajar masyarakat bertani sambil dilatih membaca kalimah syahadat. Dan ketika panen jagung tiba, masyarakat dibiarkannya merayakan panen dengan lomba lari sapi yang sekarang dikenal dengan karapan sapi.
Para wali di Jawa demikian juga berusaha memperkenalkan Islam melalui jalur tradisi, sehingga mereka perlu mempelajari Kekawian (sastra klasik) yang ada serta berbagai seni pertunjukan, dan dari situ lahir berbagai serat atau kitab. Wayang yang merupakan bagian ritual dan seremonial Agama Hindu yang politeis bisa diubah menjadi sarana dakwah dan pengenalan ajaran monoteis (tauhid). Ini sebuah kreativitas yang tiada tara, sehingga seluruh lapisan masyarakat sejak petani pedagang hingga bangsawan diislamkan melaui jalur ini. Mereka merasa aman dengan hadirnya Islam, karena Islam hadir tanpa mengancam tradisi, budaya, dan posisi mereka.

B. FUNGSI AGAMA TERHADAP PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN BUDAYA
            Dalam konteks sosial, hubungan fungsional antara agama dan masyarakat sejauh menekankan aspek-aspek yang rasional dan humanis, atau sosial karitatif dalam masyarakat, dapat disebut sebagai suatu historical force yang turut menentukan perubahan dan perkembangan masyarakat.
           Dalam hubungan ini, dapat dikatakan bahwa agama mampu menjadi katalisator pencegah terjadinya disintegrasi dalam masyarakat. Dan lebih dari itu, dengan kekuatan yang dimilikinya, agama dapat diharapkan membangun spiritualitas yang memberi kekuatan dan pengarahan dalam memecahkan segala problem sosial, mengatasi rasa frustrasi sosial, penindasan dan kemiskinan. Sosiolog Peter L Berger (1991) mengemukakan hal yang sama, bahwa agama merupakan sistem simbolik yang memberikan makna dalam kehidupan manusia yang bisa memberikan penjelasan secara meyakinkan, serta paling komprehensif tentang realitas, tragedi sosial dan penderitaan atau rasa ketidakadilan.
Memahami agama sebagai gejala kebudayaan tentu bersifat kontekstual, yakni memahami fenomena keagamaan sebagai bagian dari kehidupan sosial kultural. Dalam hal ini agama dikembalikan kepada konteks manusia yang menghayati dan meyakininya, baik manusia sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
            Dalam setiap agama, tentu diajarkan nilai-nilai yang melahirkan norma atau aturan tingkah laku para pemeluknya, walaupun pada dasarnya sumber agama itu adalah nilai-nilai transenden. Keyakinan religius demikian, yang oleh Berger dikatakan dapat membentuk masyarakat kognitif, memberi kemungkinan bagi agama untuk berfungsi menjadi pedoman dan petunjuk bagi pola tingkah laku dan corak sosial. Di sinilah agama dapat dijadikan sebagai instrumen integratif bagi masyarakat. Karena agama tidak berupa sistem kepercayaan belaka, melainkan juga mewujud sebagai perilaku individu dalam sistem sosial.
            Intelektual seperti Soedjatmoko (1984) juga mengakui agama menjadi penggerak dan pemersatu masyarakat secara efektif. Karena, agama lebih dari ideologi sekuler mana pun, merupakan sistem integrasi yang menyeluruh. Agama mengandung otoritas dan kemampuan pengaruh untuk mengatur kembali nilai-nilai dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai masyarakat. Dengan demikian, fungsi sosial agama adalah memberi kontribusi untuk mewujudkan dan mengekalkan suatu orde sosial (tatanan kemasyarakatan). Secara sosiologis memang tampak ada korelasi positif antara agama dan integrasi masyarakat; agama merupakan elemen perekat dalam realitas masyarakat yang pluralistik.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Islam masuk ke Indonesia dengan penuh kedamaian dan diterima dengan tangan terbuka, tanpa prasangka sedikitpun. Bersama agama Hindu dan Budha, Islam memperkenalkan civic culture atau budaya bernegara kepada masyarakat di negri ini. Para wali menyebarkan dan memperkenalkan Islam melalui pendekatan budaya.
Dalam benak sebagian besar orang, agama adalah produk langit dan budaya adalah produk bumi. Agama dengan tegas mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia. Sementara budaya memberi ruang gerak yang longgar, bahkan bebas nilai, kepada manusia untuk senantiasa mengembangkan cipta, rasa, karsa dan karyanya. Tetapi baik agama maupun budaya difahami  (secara umum) memiliki fungsi yang serupa, yakni untuk memanusiakan manusia dan membangun masyarakat yang beradab dan berperikemanusiaan.
Sejalan dengan perkembangan budaya dan pola berpikir masyarakat yang materialistis dan sekularis, maka nilai yang bersumberkan agama belum diupayakan secara optimal. Agama dipandang sebagai salah satu aspek kehidupan yang hanya berkaitan dengan aspek pribadi dan dalam bentuk ritual, karena itu nilai agama hanya menjadi salah satu bagian dari sistem nilai budaya; tidak mendasari nilai budaya secara keseluruhan.
            Aktualisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan sekarang ini menjadi sangat penting terutama dalam memberikan isi dan makna kepada nilai, moral, dan norma masyarakat. Apalagi pada masyarakat Indonesia yang sedang dalam masa pancaroba ini. Aktualisasi nilai dilakukan dengan mengartikulasikan nilai-nilai ibadah yang bersifat ritual menjadi aktivitas dan perilaku moral masyarakat sebagai bentuk dari kesalehan social.


B.REFERENSI
Yayah Khisbiyah(2003)Agama dan Pluralitas Budaya Lokal.Surakarta,Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial.